Mengentas Jarak dengan Buddha di Sendangcoyo

“Aku adalah
anak-Buddha,”
(Pramoedya Ananta Toer, 2003:246)

Itulah
kalimat pertama yang ditulis Kartini di dalam suratnya kepada Nyonya Abendanon,
tarikh 27 Oktober 1902. Suratnya kali itu menceritakan tentang masa kecilnya
yang seorang Pribumi, akhirnya bisa disembuhkan dari penyakit oleh orang kudus
Tionghoa, setelah beberapa kali mendatangkan tabib.

***

Dengan
ragu saya membuka gerbang besi. Merogoh grendel pintu sambil berusaha mencari
adakah seseorang yang bisa dijumpai. Sepi. Beberapa ekor anjing tenang berjalan
menghampiri tanpa gonggongan. Hanya ekor mereka mengibas menyambut tamu dengan
semangat. Sunyi. read more

Gadis Pantai di Pantai Amnesia

“Hari demi hari batinnya diisi derai ombak dan pandangannya oleh perahu-perahu yang berangkat di subuh hari pulang di siang atau sore hari, berlabuh di muara, menurunkan ikan tangkapan dan menunggu besok sampai kantor lelang buka.” (Pramoedya, 2013;11)

Matahari mulai condong ke sisi Timur Laut langit, ketika kami—saya dan seorang kenalan—sedikit menepi meninggalkan pusat kota. Sebelas kilometer timur Rembang, menyusuri jalan Pantura, saya menembus sebuah dimensi waktu, masuk ke sebuah masa ketika Gubernur Guntur memimpin dengan keji. Genosida yang terjadi dalam sebuah proyek pelebaran jalan Anyer – Panarukan. Jalan terbaik dan terpanjang di masanya, kuburan terluas di Pulau Jawa. Jalan Raya Pos, Jalan Daendels. read more