Merawat Pohon Adopsi di Kaliadem

Tarikh 2 Desember 2019.

Pagi masih dini bagi saya. Yogyakarta, jam tujuh pagi, ketika saya meluncurkan sepeda motor menuju Koperasi Mahasiswa Universitas Gajah Mada (Kopma UGM), tempat yang sudah disepakati bersama teman-teman Relawan Lindungi Hutan Yogyakarta, berjanji bertemu. Kemudian, kami akan bergegas menuju Kaliadem, tempat pohon-pohon adopsi yang ditanam pada Hari Bumi lalu.

Saya, bersama Hanif, Deni, Sekar, dan Hilmy, lepas sarapan di Kopma UGM, menyusuri Jalan Kaliurang menuju utara. Ketika tiba di Kilometer 14, kami berbelok ke arah timur, menuju Jalan Pamungkas lalu terus melaju ke utara, dan kemudian berhenti di kawasan wisata Kaliadem, tempat jip-jip lalu lalang menebar debu. read more

Janji Merapi Pada Sebuah Labuhan

Hamemayu Hayuning Bawono. Ia adalah sebuah nilai luhur yang dipegang oleh masyarakat Jawa untuk menjaga kelestarian dan keselarasan alamnya. Apa yang sudah dimuntahkan, semestinya dikembalikan. Bahkan ketika pohon dan ilalang terbakar oleh abu vulkanis, sang gunung akan menghijaukan kembali yang telah cokelat oleh unsur haranya. Maka, ambilah secukupnya agar alam yang hidup itu akan terus hidup.

Waktu menunjukkan pukul delapan pagi ketika saya tiba di Dusun Kinahrejo setelah melakukan perjalanan kurang lebih setengah jam dari rumah teman, Diena, di Rejodani. Saya sengaja menginap di kediamannya karena rumahnya itu dekat dengan tempat Labuhan Merapi digelar. Kehadiran saya adalah untuk menggenapi rangkaian acara Tingalan Jumenengan Dalem, yang hari sebelumnya dilaksanakan di Pantai Parangkusumo. read more

Ombak Hadir di Labuhan Parangkusumo

Barangkali ini tulisan yang terlambat.

Tarikh 6 April 2019.

Pagi itu, hampir setahun yang lalu, saya menyusuri jalanan yang membentang dari utara ke selatan menuju Pantai Parangkusumo. Meski waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi, tapi sinar matahari sudah menyinari Yogyakarta dengan ganas.

Saya berencana mengikuti satu acara yang rutin diadakan oleh Keraton Yogyakarta tiap tahun untuk memperingati Jumenengan DalemĀ atau peringatan naik tahta Sultan HB X sebagai raja Kesultanan Yogyakarta. Dulu, saat ayahandanya bertahta, Labuhan diadakan untuk memperingati Wiyosan DalemĀ atau ulang tahun Sultan HB IX sesuai dengan kalender Jawa. Lain itu pula, labuhan adalah satu tradisi kuno yang sudah dilakukan oleh masyarakat Nusantara sebagai lantunan puji dan syukur kepada Tuhan atas hasil bumi atas alam yang melimpah. read more