Ketika sepotongkecil pakainmu kuambil dari tanah pusaramu,
indah tentangmu hadir kembali,
selalu ada.
Ingatkah kau tentang cerita kita?
Tentang sore kita di tepi Sungai Code,
ketika kau mendongeng tentang laut di Selatan dan gunung di Utara,
tentang Minggu kita di Gembira Loka,
tentang perjalanan kita menuju Kota Gede dengan kereta kuda,
tentang terik itu, ketika kita menyusuri Kuta,
aku selalu ingat.
Kau yang selalu kurindu,
tawa renyahmu,
suara lembutmu.
Lalu, ingatkah kau ketika kau membersihkan kutu kasurku?
Aku selalu ingat bagaimana kutidur nyenyak setelah itu.
Ingatkah kau ketika kau memasak sayur bayam untukku?
Dan ah, sambal terasi itu!
Tak pernah kulupa rasa itu!
aku pun tak kan pernah lupa,
wajah putih pucatmu yang tak lagi beryawa,
subuh itu.
Kau yang tertidur dan tak kan pernah terbangun,
adalah alasanku menimba ilmu,
di kotamu.
Belum genap satu semester waktu itu.
Lalu, aku bisa apa?
Hanya berdiri dengan kaki sendiri saja aku tak kuasa.
Kau, di langit sana,
yang selalu membuat duniaku bahagia,
bahkan malaikat surga pun bergembira,
jika dekat kau!
Andai ada seseorang yang selalu kurindu,
engkaulah itu.
Ah, rindu rindu rindu.
Tak kan pernah lupa ,
segala cerita tentang kita,
walau di antara Bumi dan surga,
terbentang jarak serbu tahun cahaya.
Cucu perempuanmu,
21.03.18